Rabu, 08 Juni 2016

TENTANG APILL (ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS)

FUNGSI APIL

gambar diunduh dari www.bloggergundul.com

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu Lintas orang dan/atau Kendaraan di persimpangan atau pada ruas Jalan.

Tujuan APIL :
·         Menghindari hambatan karena adanya perbedaan arus jalan bagi pergerakan kendaraan.
·         Memfasilitasi persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan sekunder sehingga kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.
·         Mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus jalan.

Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan: alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang ada.
Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini menggunakan warna yang diakui secara universal; untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hati-hati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.1234

Senin, 18 Januari 2016

PROGRAM KESELAMATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

Pengembangan skenario jaringan transportasi didasarkan pada pemikiran-pemikiran perbaikan sistem transportasi. Sistem transportasi berkembang untuk memberikan keseimbangan antara demand dan supply. Dalam perencanaan, jaringan transportasi dapat digunakan untuk menumbuhkan demand (creating demand) dan/atau melayani demand (servicing demand). Pelaku pengembangan jaringan/prasarana transportasi ini juga bervariasi bergantung dari aspek-aspek yang mempengaruhi. Aspek-aspek yang mempengaruhi skema atau skenario pembangunan prasarana transportasi antara lain adalah pertumbuhan wilayah dan pertumbuhan penduduk. Dalam konteks perbaikan sistem transportasi, terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilalui satu per satu. Lihat Gambar , yang akan memberikan penjelasan tentang tiga tahapan pengembangan.

Gambar Tahapan Pengembangan Manajemen Multimoda
pengembangan keselamatan dan keamanan transportasi (Safety and Security of Transportation). Tahap ini adalah tahap lanjutan dimana pengembangan jaringan simpul dan lintas transportasi sudah sangat memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan operasi. Dalam pengembangan keselamatan dan keamanan operasi tersebut diharapkan memberikan realibility dan efisiensi operasi lebih baik. Perbaikan standar keselamatan dan keamanan memberikan kemudahan dalam arus penumpang maupun barang lebih baik lagi. Sistem yang lebih baik dengan prinsip manajemen sistem informasi dapat digunakan selain perbaikan standar baik untuk moda angkutan maupun prasarana transportasi dan fasilitasnya.
Tahapan adalah perbaikan kualitas dampak lingkungan. Lingkungan merupakan efek negatif dari implementasi suatu jaringan transportasi. Perbaikan kualitas sarana atau moda transportasi, perbaikan sistem yang lebih baik dan ramah lingkungan akan memperbaiki hubungan antara implementasi jaringan transportasi dengan lingkungan.
Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi efisiensi kinerja jaringan transportasi antar pulau eksisting dan skenario-skenario pengembangannya. Skenario pengembangan yang dievaluasi merupakan skenario pengembangan yang berasal dari dokumen-dokumen perencanaan transportasi nasional. Penelitian ini mencoba untuk membandingkan kondisi kinerja jaringan transportasi eksisting dengan skenario pengembangan simpul dan lintas strategis. Kondisi jaringan transportasi dan pendekatan kebijakan menggunakan model transportasi jaringan angkutan barang yang fokus pada pengembangan jaringan multimoda dan multikomoditas.

KEBUTUHAN PENYUSUNAN TATARAN TRANSPORTASI LOKAL

Positioning TATRALOK dalam Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Transportasi

Berdasarkan konteks perencanaan jaringan transportasi, maka perencanaan jaringan transportasi harus disesuaikan dengan kebutuhan spasial ruang dan kondisi karakteristik ekonomi yang berkembang di antara ruang spasial tersebut. Tujuan dari pengembangan jaringan transportasi tidak boleh bertentangan dengan rencana tata ruang dan karakteristik ekonominya. Dalam pengembangan suatu wilayah tertentu perencanaan jaringan transportasi dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ekonomi wilayah tertentu. Perencanaan jaringan transportasi tersebut tetapi harus berkoordinasi dengan perencanaan tata ruang terutama menyangkut masalah legalitas pembangunan prasarana transportasi. Selain itu perencanaan harus disesuaikan dengan perencanaan ditingkat yang lebih tinggi sehingga terdapat integrasi dalam perencanaan dan pengembangan suatu wilayah.
Konteks perencanaan jaringan transportasi sesuai dengan sistem perencanaan yang ada perlu ditegaskan untuk memperjelas hierarki perencanaan dan ruang lingkup yang harus dipertimbangkan. Gambar  menggambarkan bagaimana lingkup perencanaan jaringan transportasi di level Kabupaten/Kota.
Gambar Lingkup Penyusunan Perencanaan Tataran Transportasi Lokal


sistem jaringan Transportasi tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada perencanaan hirarki dan fungsi jalan. Pengembangan hirarki dan fungsi jalan tersebut akan lebih optimal apabila disertai dengan penyesuaian kelas jalan. Saat ini untuk beberapa wilayah di Indonesia penyesuaian kelas jalan masih sulit untuk diimplementasikan karena membutuhkan usaha yang sangat besar terutama dari biaya dan tenaga. Biaya pelebaran jalan terutama untuk wilayah perkotaan sudah sangat sulit untuk dilakukan karena harganya sudah sangat tinggi, belum lagi dampak sosial yang diakibatkan retensi masyarakat terhadap program-program yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
Harus diakui oleh pemerintah baik pusat maupun daerah sangat kurang dalam hal perencanaan ataupun pembuatan masterplan perencanaan suatu kota dan sistem pendukungnya sehingga paradigma penyelesaian masalahnya masih sangat ad-hoc yaitu menyelesaikan masalah ketika sudah timbul atau sudah menjalar dan tidak memprediksi masalah yang akan timbul. Proses pembelajaran dan pembenaran dari suatu masyarakat memang membutuhkan waktu yang cukup panjang.

TAHAPAN PENGEMBANGAN

Dalam memberikan arahan pengembangan transportasi maka digunakan tahapan-tahapan yang merepresentasikan konsep penyelesaian masalah transportasi dari permasalahan utama kemudian mengarah kepada peningkatan performa. Masalah transportasi di Indonesia banyak disebabkan oleh tidak diikutinya prinsip-prinsip dasar dalam operasi atau manajemen lalulintas. Perbaikan kinerja sistem transportasi harus didasari pada prinsip pengelolaan dan prinsip ideal operasi dan manajemen transportasi baru melangkah ke peningkatan performa atau kinerja.
Langkah-langkah tersebut diambil agar adanya akuntabilitas, komitmen dan timbulnya kepercayaan dari semua stakeholder terkait termasuk masyarakat. Pemecahan masalah transportasi ke dalam titik penting permasalahannya merupakan suatu langkah yang tepat dari Pemerintah Daerah sehingga biaya tidak terlalu banyak keluar dan pemborosan dana Pemerintah Daerah tidak terjadi. Penanganan yang cepat, terarah dan akurat dapat terjadi dengan memperhatikan langkah-langkah ini.

Pengembangan Jangka Pendek

Pengembangan jangka pendek ini berupa tahapan pemulihan pelayanan transportasi sebagai berikut :
1. Strategi disusun dalam rangka untuk menjaga kondisi jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi di Kabupaten Tulungagung agar tidak turun kualitas dan kuantitasnya, serta memulihkan kinerja pelayanan sistem transportasi sampai dengan level yang memadai
2. Fokus kebijakan diarahkan untuk menjaga kondisi jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi yang ada saat ini dan sangat vital bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat,
3. Kegiatan utama adalah untuk optimalisasi fungsi dari sistem transportasi yang ada, khususnya: pemeliharaan prasarana transportasi dan pelaksanaan manajemen transportasi,

Pengembangan Jangka Menengah

Pengembangan jangka menengah ini berupa tahap pemantapan kinerja pelayanan transportasi yang terdiri atas :
1. Strategi disusun dalam rangka untuk secara bertahap memantapkan kinerja pelayanan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi di Kabupaten Tulungagung untuk dapat mengimbangi perubahan pola dan besar permintaan perjalanan orang dan barang sesuai dengan rencana pengembangan wilayah yang ada.
2. Fokus kebijakan diarahkan untuk menghasilkan struktur dasar dari jaringan prasarana dan jaringan pelayanan sebagai pembentuk dan pengakomodasian tata ruang di Kabupaten Tulungagung.
3. Kegiatan utama adalah melakukan pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi yang strategis dan diprioritaskan untuk mewujudkan dukungan terhadap rencana tata ruang wilayah, terutama untuk:
a. Mengakomodasi kebutuhan mobilitas barang dan penumpang untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, terutama yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan, pusat permukiman, dan kawasan industri
b. Mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan pemerataan aksesibilitas wilayah khususnya untuk wilayah Utara, Barat dan Timur.

Pengembangan Jangka Panjang

Pengembangan jangka panjang ini berupa tahap peningkatan kinerja pelayanan transportasi yang terdiri atas :
1. Strategi disusun dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan transportasi di Kabupaten Tulungagung sehingga mampu menjadi tulang punggung dalam meningkatkan daya saing perekonomian wilayah di masa datang dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
2. Fokus kebijakan diarahkan untuk melakukan ekspansi kapasitas, peningkatan kualitas layanan, dan aplikasi teknologi pada jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi di Kabupaten Tulungagung sehingga tercipta sistem transportasi multimoda untuk angkutan barang dan orang yang efisien dan berdaya saing, efektif dan merata, serta ramah lingkungan.
3. Kegiatan utamanya adalah melakukan pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi yang berkapasitas massal untuk barang dan penumpang untuk meningkatkan kualitas pelayanan, terutama untuk:
a. Menyempurnakan hubungan Kabupaten Tulungagung dengan wilayah eksternal dalam mendukung industri melalui simpul (terminal, pergudangan) dan link (jalan KA) untuk transportasi barang yang handal.
b. Mengembangkan sistem angkutan massal untuk penumpang yang dapat mengakomodasi kebutuhan perjalanan commuter ke wilayah Surabaya, sehingga produktivitas penduduk dapat dipertahankan pada level optimal.
c. Memantapkan pemerataan aksesibilitas semua wilayah terhadap prasarana jalan dan angkutan umum untuk meningkatkan level kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Senin, 04 Januari 2016

FASILITAS TRASNPORTASI KABUPATEN TULUNGAGUNG

1. Terminal penumpang,

Keberadaan terminal dalam sistem transportasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam memperlancar pergantian moda angkutan dari satu titik ke titik tujuan. Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Keberadaan terminal penumpang di Kecamatan Tulungagung merupakan terminal Tipe A. Terminal ini melayani angkutan antar kota antar propopinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan pedesaan. Tidak semua trayek angkutan pedesaan yang ada di kabupaten Tulungagung masuk terminal, hanya beberapa trayek saja yang masuk dan keluar terminal. Fasilitas yang berada pada terminal tipe A terlihat pada tabel dibawah:






2. Parkir. Kendaraan yang diparkir pada umumnya menempati lahan parkir off street maupun on street. Parkir di wilayah perencanaan pada umumnya menempati lahan parkir off street khususnya pada perkantoran milik pemerintah, pertokoan, ruko dan perkantoran. Sedangkan sistem parkir menggunakan badan jalan (on street parking) terdapat pada beberapa ruas jalan utama terutama pada bangunan-bangunan yang tidak memiliki fasilitas parkir. Penataan dan penempatan parkir umum yang ada di perkotaan terbilang cukup baik, dimana parkir on street yang telah diterapkan tidak mengganggu arus lalu lintas.
Sistem perparkiran pada sisi jalan kebanyakan dengan posisi sejajar , hal ini mengakibatkan pengurangan kapasitas jalan sampai 40% dan saat keluar masuk membutuhkan ruang gerak yang luas. Pelanggaran atau parkir yang tidak melihat rambu atau arus lalu lintas yang padat masih sering terjadi pada jalan utama. Ada beberapa jalan yang penerapan perparkirannya memakan badan jalah sehingga kerap terjadi macet, kondisi ini misalnya terjadi di JL.Adi Sucipto, JL.Kapten Kasihin dan JL.Adi Sucipto.



3. Traffic Light; Lampu lalu lintas atau Traffic Light telah terpasang pada persimpangan di jalur utama. Kondisi traffic light rata-rata baik dan berfungsi sebagai mana mestinya.

4. Lampu penerangan jalan telah melayani wilayah di BWP Tulungagung terutama pada jalan- jalan utama kota dan jalan jalan lingkungan.

5. Pangkalan ojek dan becak terdapat di beberapa lokasi di BWP Tulungagung.
Ojek merupakan kendaraan bermotor yang melayani angkutan tidak dalam trayek tetap dan merupakan saingan angkutan pedesaan dan memiliki Pangkalan – Pangkalan sendiri yang sebagian besar terletak di Pangkalan – Pangkalan angkutan pedesaan yang bisa mengantarkan penumpang langsung ke tempat tujuan tanpa harus melakukan perpindahan Moda kembali dan memiliki tarif yang tidak jauh berbeda dengan tarif angkutan pedesaan yang membuat banyak masyarakat menggunakan ojek sebagai sarana angkutan umum alternatif. Andong dan becak merupakan kendaraan tidak bermotor yang melayani angkutan tidak dalam trayek tetap yang biasanya hanya melayani perjalanan jarak pendek



6. Pedistrian; Keberadaan jaringan pejalan kaki erat dengan perkerasan dan lebar daerah milik jalan. Di wilayah BWP kondisi trotoar utamanya ada di Jl.Patimura, sebagian Jl.KH.Abdul Fatah, Jl.A.Yani Timur. Kondisi yang ada dirasa kurang optimal pelayanannya karena adanya Pedagang Kaki Lima (PK5) dan sebagai tempat parkir, misalnya di JL.A.Yani Timur.




7. Rambu-rambu Lalulintas; Dukungan rambu lalulintas perlu perbaikan dan peningkatan bagi kelancaran pergerakan dalam kota, terutama kawasan yang padat lalulintasnya. Kondisi rambu lalu lintas secara keseluruhan cukub baik, tetapi ada beberapa rambu yang rusak atau terhalangi oleh tumbuhan sehingga sulit dibaca oleh pengguna jalan.



8. Halte atau Shelter; Di kabupaten tulungagung terdapat shelter yang berfungsi sebagai tempat menunggu angkutan umum yang memiliki bangunan fisik berupa tempat duduk dan atap. Keberadaan halte ini diantaranya terdapat di Simpang Prayit, Simpang Pahlawan, Simpang Jepun, JL.Antasari I dan di SMA 1 boyolangu.

TIPS BERKENDARA

10 tips berkendara yang ideal, aman dan nyaman berikut ini:

  1. Pastikan Anda sedang dalam kondisi sadar dan fit untuk berkendara. Dalam arti, sebelumnya tidak mengonsumsi minuman beralkohol maupun obat-obatan yang bisa membuat mabuk atau mengantuk.
  2. Pastikan kondisi kendaraan Anda baik, dalam arti memenuhi standar untuk berkendara. Periksa lampu sein, kondisi rem, kopling, gas, persneling, klakson, dan lampu terutama saat berkendara pada malam hari.
  3. Patuhi aturan mulai dari penggunaan alat-alat keselamatan; helm dan sabuk pengaman. Juga tak lupa membawa kartu identitas seperti KTP, SIM dan STNK.
  4. Berpikirlah untuk senantiasa berhati-hati dan menjaga diri serta penumpang yang ikut bersama Anda dengan mematuhi setiap aturan berlalu lintas; lampu merah, bunyi pengumuman saat melintas rel kereta api, sampai rambu-rambu tanda dilarang parkir, stop, memutar, dan sebagainya. Ingatlah, ini demi keselamatan Anda sendiri. Nyawa Anda terlalu berharga untuk disia-siakan.
  5. Perhatikan selalu jarak kendaraan Anda dengan kendaraan di depan dan sekitar Anda.  Lajukan kendaraan dengan kecepatan yang sesuai dengan kondisi jalan. Tidak terlalu pelan dan juga tidak kebut-kebutan.
  6. Hormati sesama pengguna jalan raya, mulai dari pengendara lain sampai pejalan kaki. Beri ruang dan kesempatan untuk mereka yang akan memutar arah atau menyeberang. Hal itu tidak akan membutuhkan waktu lama, apalagi menyita waktu Anda. Juga, gunakan klakson seperlunya agar tidak mengganggu kenyamanan sesama pengguna jalan. Ingat, kesabaran dalam berdisiplin berlalu lintas sangat diutamakan. Jika tak ingin terlambat sampai tujuan, sebaiknya Anda sudah mengatur waktu sejak dari rumah.
  7. Sebisa mungkin tidak menggunakan handphone/gadget saat berkendara karena dapat mengganggu konsentrasi. Apabila terpaksa, Anda sebaiknya menepi dan menghentikan kendaraan.
  8. Setel volume audio mobil dalam intensitas sedang dan tidak sampai terlalu kencang dan memekakkan telinga. Jika tidak, hal ini dapat membahayakan karena Anda kemungkinan tidak akan mendengar suara dan klakson kendaraan lain atau bunyi tanda peringatan di lintasan kereta api.
  9. Memfokuskan pikiran ke jalanan. Tidak melakukan sesuatu yang membahayakan sambil berkendara, seperti mengambil barang yang jatuh di lantai atau menengok ke arah selain jalan sambil menyetir.
  10. Sebelum berkendara, berdoalah memohon perlindungan Tuhan selama berada di jalan raya. Demikianlah sekelumit pengalaman dan sepuluh tips berkendara yang ideal, aman dan nyaman dari saya. Semoga bermanfaat.
MOTOR

  • Jika sudah berada di jalan, jangan menurunkan kaki kanan bila berhenti. Jika dalam posisi macet yang menyebabkan pengendara motor menurunkan kaki, biasakan menggunakan kaki kiri. Bila menurunkan kaki kanan, maka resiko kaki kanan tersambar pengendara lain (motor dan mobil) cukup besar. Pasalnya posisi mendahului dalam lalu lintas di Indonesia berada di sebelah kanan.
  • Ketika hendak jalan, tengok arah belakang guna memastikan apakah ada orang atau sesuatu di belakang kita.
  • Posisi kedua tangan ketika memegang stang dibuat menyudut/menyiku, kedua tangan tidak dalam posisi tegang atau lurus. Dan posisi tubuh dalam keadaan rileks, tidak tegang atau kaku.
  • Menggunakan empat jari ketika mengerem (rem depan). Tidak dianjurkan menggunakan dua jari karena selain tidak maksimal, putaran mesin masih belum berhenti secara full.
  • Jarak pengereman dengan objek di depan kita sesuai dengan laju kecepatan. Misalnya, dalam kecepatan 60 km/jam, maka idealnya pengereman sudah dilakukan 60 meter dari objek di depan kita.
  • Kedua kaki kita sejajar dengan 'sayap' bagian luar sepeda motor (motor bebek), dan untuk jenis motor sport, maka kedua lutut kita harus menempel pada tangki.
  • Jangan membawa barang melebihi daripada lebar stang.
  • Ketika jatuh, sebaiknya motor dilepas, jangan dipegang. Ini untuk menghindari cedera yang lebih fatal akibat tertindih atau terbentur komponen-komponen motor.

  • MOBIL

    Berikut tips lengkapnya yang dikutip dari laman Facebook Humas Mabes Polri:
    1. Lakukan pemeriksaan awal kendaraan sebelum melakukan engine start meliputi pengecekan lampu indikator, kondisi bodi, tekanan angin ban, pemeriksaan bagian bawah untuk mengecek kebocoran oli, termasuk minyak rem.
    2. Berat beban di mobil juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Untuk itu ada baiknya keluarkan barang yang tidak diperlukan dari dalam mobil. Jika di mobil terdapat roof rack dan tidak sedang digunakan sebaiknya dilepas. Namun, jika Anda menggunakannya untuk membawa barang sebaiknya berkendara dengan kecepatan rendah agar untuk menghindari barang bawaan terjatuh.
    3. Pastikan menggunakan sabuk pengaman (safety belt) dan jangan lupa mengencangkannya. Karena dapat melindungi si pengguna dari cedera lebih berat saat terjadi kecelakaan. Cara memakai safety belt dengan benar yaitu silangkan safety belt dari tulang bahu ke pinggul sebab kedua tulang tersebut paling kokoh di tubuh manusia.
    4. Sesuaikan posisi spion dalam dan samping sehingga pengemudi dapat melihat semua sudut secara optimal. Pasalnya, setiap mobil pasti memiliki blind spot area (area yang tidak terlihat pengemudi), sebaiknya lakukan head check atau menengokkan kepala sesaat sebelum pindah jalur atau berputar.
    5. Untuk poin yang kelima ini menyangkut penguasaan setir. Posisi yang ideal memegang setir, posisikan kedua tangan berada di posisi jam 3 dan 9 karena aman, jika terjadi kecelakaanairbags (kantong udara) akan mengembang diantara kedua tangan. Selain itu, dapat menyalakan tuas lampu belok maupun wiper dengan jari bukan dengan tangan.
    6. Hilangkan kebiasaan buruk saat mengemudi seperti merokok, menerima panggilan telepon, makan, minum atau bahkan mengobrol. Karena bila dilakukan dapat mengganggu konsentrasi mengemudi. Tapi, jika ingin melakukan hal tersebut, pengemudi sebaiknya berhenti sejenak di tempat aman atau memastikan telepon selular Anda terhubung dengan hands-free.
    7. Saat mengemudi dianjurkan untuk menjaga jarak aman. Pengemudi defensive selalu menyediakan ruang antara mobil di depan, samping dan belakang. Dalam hal ini, jangan mengikuti terlalu dekat sebab kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Semakin banyak ruang semakin banyak waktu tersedia untuk bereaksi. Menjaga Jarak aman antara kendaraan saat beriringan adalah 3 detik.
    8. Teknik pengoperasian gigi transmisi. Walau mobil Anda sudah menerapkan teknologi yang ramah bahan bakar ternyata tidak menjamin jika karakter berkendara kebanyakan pengemudi masih buruk. Mesin dengan bahan bakar bensin rata-rata bekerja optimal di putaran 2.000 - 2.500 rpm. Oleh karena itu, saat melakukan perpindahan gigi sebaiknya lakukan pada jarak rpm 2.000 sampai 2.500 rpm.
    9. Lalu, terkait efisiensi bahan bakar. Ada baiknya memperhatikan momentum kendaraan. Misalnya, ketika akan mendekati perempatan atau pertigaan lampu lalu lintas, sebaiknya angkat kaki dari pedal gas lebih awal dan biarkan mobil meluncur sebelum menginjak pedal rem. Hal ini diklaim mampu menghemat konsumsi bahan bakar mobil Anda.
    10. Terakhir, matikan mesin mobil jika berhenti dan terdiam selama lebih dari 20 detik (tapi syaratnya mesin mobil harus dalam kondisi mudah start). Sebab, mesin yang hidup dalam kondisi diam yang lama misal 3 menit sama halnya dengan Anda melakukan perjalanan sejauh 1 km pada kecepatan konstan 50 km/jam.


    Jika mengenakan kendaraan bermotor dan ber berkendara jarak jauh






    KARAKTERISTIK SIMPANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

    1. Simpang BTA.

    a. Arus Lalu Lintas
    Arus Lalu Lintas kendaraan bermotor di Simpang BTA terbesar adalah yang mengarah ke arah Utara, dimana mencapai 2076 kendaraan/jam. Ke arah Timur sebesar 1458 kendaraan/jam, ke arah Selatan sebesar 1955 kendaraan/jam dan ke arah Barat sebesar 1303 kendaraan/jam. Untuk kendaraan tidak bermotor yang terbesar adalah kearah Selatan yaitu sebesar 308 kendaraan/jam.
    Jenis kendaraan terbesar yang melewati simpang BTA adalah Sepeda Motor yaitu sebesar 1565 kendaraan/jam dan jumlah yang terkecil adalah Kendaraan Berat (HV) sebanyak 121 kendaraan/jam, dimana arus lalu lintas terbesar ini mengarah ke Utara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4.






















    b. Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas
    Laju arus lalu lintas kendaraan (Q) berdasar nilai SMP-nya, kapasitas terbesar di Simpang BTA adalah yang mengarah ke Utara dengan kapasitas sebesar 1173 spm/jam, dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,72. Melihat tingkat kejenuhannya arus lalu lintas mengarah ke utara cenderung ramai dan padat, sehingga tingkat pelayanannya perlu disesuaikan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5.

     

    c. Fluktuasi Arus Lalu Lintas
    Aliran arus lalu lintas puncak terbesar di Simpang BTA rata-rata terjadi pada pagi hari. Arus lalu lintas ke arah Utara jam puncaknya terjadi pada pukul 07.00-07.30 dengan total kendaraan sebanyak 1201 unit. Arus puncak ke arah Timur terjadi pada pukul 07.00-07.30 dengan total kendaraan senesar 594 unit. Arus puncak ke arah Selatan terjadi pada pukul 07.30-08.00 sebesar 870 kendaraan. Untuk jam puncak ke arah Barat terjadi pada pukul 07.30-08.00 dengan jumlah kendaraan sebesar 627 unit. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah.


    2. Simpang Jepun

    a. Arus Lalu Lintas
    Arus lalu lintas kendaraan bermotor yang melewati simpang Jepun yang terbesar adalah ke arah barat, dimana jumlah kendaraan bermotor sebesar 1940 unit/jam. Jenis kendaraan terbanyak adalah Sepeda Motor yaitu sebesar 1538 unit/jam dan arus kendaraan berat ke barat mencapai 120 kendaraan/jam. Untuk arus kendaraan tidak bermotor yang terbanyak mengarah ke Selatan yaitu sebesar 229 unit/jam. 


    b. Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas Simpang Jepun
    Laju arus lalu lintas kendaraan (Q) berdasar nilai SMP-nya, kapasitas terbesar di Simpang Jepun adalah yang mengarah ke Utara dengan kapasitas sebesar 1117 spm/jam, dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,68. Melihat tingkat kejenuhannya arus lalu lintas mengarah ke utara cenderung ramai dan padat.

    c. Fluktuasi Arus Lalu Lintas
    Aliran arus lalu lintas puncak terbesar di Simpang Jepun rata-rata terjadi pada pagi hari. Arus lalu lintas ke arah Utara jam puncaknya terjadi pada pukul 07.00-07.30 dengan total kendaraan sebanyak 875 unit. Arus puncak ke arah Timur terjadi pada pukul 06.30-07.00 dengan total kendaraan sebesar 709 unit. Arus puncak ke arah Selatan terjadi pada pukul 08.80-08.30 sebesar 649 kendaraan. Untuk jam puncak ke arah Barat terjadi pada pukul 08.00-08.30 dengan jumlah kendaraan sebesar 1037 unit. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah.



    3. Simpang RS Lama

    a. Arus Lalu Lintas
    Arus lalu lintas kendaraan bermotor yang melewati Simpang RS Lama yang terbesar adalah ke arah Utara, dimana jumlah kendaraan bermotor sebesar 3060 unit/jam. Jenis kendaraan terbanyak adalah Sepeda Motor yaitu sebesar 2489 unit/jam ke arah Barat dan arus kendaraan berat mencapai 155 kendaraan/jam ke arah Utara. Untuk arus kendaraan tidak bermotor yang terbanyak mengarah ke Utara yaitu sebesar 230 unit/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah.

    b. Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas Simpang RS Lama
    Besaran arus lalu lintas kendaraan ke arah utara merupakan arus lalu lintas terbesar , yaitu 1658 smp/jam dengan tingkat kejenuhan 1.01, arus lalu lintas ke arah barat juga termasuk tinggi yaitu 1512 smp/jam dengan tingkat kejenuhan 1.02. Tingkat kejenuhan arus lalu lintas ke dua arah di atas, merupakan tingkat kejenuhan yang tinggi, dimana arus yang ada sangat padat dan memungkinkan sekali terjadi kemacetan lalu lintas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah.

    c. Fluktuasi Arus Lalu Lintas Simpang RS Lama
    Fluktuasi arus kendaraan pada jam puncak rata-rata terjadi di pagi hari, kecuali arus lalu lintas yang mengarah ke Selatan, yaitu terjadi pada sore hari. Jam puncak arus lalu lintas ke arah Utara terjadi pukul 07.00-07.30 dengan jumlah arus sebesar 1528 kedaraan/jam. Jam puncak ke arah Timur terjadi pukul 07.00-07.30 yaitu 591 kendaraan/jam. Jam puncak arus lalu lintas ke arah Selatan terjdi pada siang hari pukul 11.30-12.00 dengan kapasitas 595 kendaraan/jam. Untuk jam puncak ke arah Barat terjadi pukul 08.00-08.30 dengan besaran 1471 kendaraan/jam.

    4. Simpang Prayit

    a. Arus Lalu Lintas
    Arus Lalu Lintas kendaraan bermotor di Simpang Prayit terbesar adalah yang mengarah ke arah Selatan, dimana mencapai 2485 kendaraan/jam. Kearah Utara sebesar 2331 kendaraan/jam. Ke arah Timur sebesar 1104 kendaraan/jam, ke arah Selatan sebesar 1955 kendaraan/jam dan ke arah Barat sebesar 1215 kendaraan/jam. Untuk kendaraan tidak bermotor yang terbesar adalah ke arah Barat yaitu sebesar 338 kendaraan/jam.
    Jenis kendaraan terbesar yang melewati Simpang Prayit adalah Sepeda Motor yaitu sebesar 2100 kendaraan/jam ke arah Selatan dan jumlah yang terkecil adalah Kendaraan Berat (HV) sebanyak 7 kendaraan/jam mengarah ke Timur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.12 di bawah.


    KARAKTERISTIK JALAN KABUPATEN TULUNGAGUNG


    Pada wilayah Bagian Perkotaan Tulungagung perhitungan kapasitas jalan terutama di tujukan pada 4 ruas jalan utama yang menghubungakan kawasan atau zona internal dan menghubungkan dengan Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Kediri.

    1. JL. Jayeng Kusuma

    a. Lokasi Ruas : Jembatan SD Tapan ke Utara sampai Jembatan Ngujang.
    b. Tipe Jalan : 4 lajur 2 arah tanpa pembatas.
    c. Lebar Jalan : 12 meter, 3 meter per lajur.
    d. Gangguan Samping : Tinggi.
    e. Guna Lahan : Permukiman, perdagangan, perkantoran, fasilitas sosial dan jasa terlewati angkutan umum dan barang.
    f. Jumlah Penduduk : BWP Perkotaan sebesar 235.728 jiwa.

    Harga kapasitas dasar (Co) dapat diketahui dari tipe jalannya . Jumlah jalur pada JL.Jayeng Kusuma Utara adalah 2 jalur dengan 4 lajur dan tanpa median (pembatas), maka tipe jalannya adalah 4/2 UD, dengan harga Co = 1500 smp/jam. Lebar perkerasan jalan mencapai 12 m, maka diketahui harga faktor penyesuaian lebar perkerasan jalan (FCw) 0,91. Ukuran Perkotaan Tulungagung termasuk dalam kategori kota sedang, maka FCcs sebesar 0.9. Aktivitas guna lahan di sekitar Jayeng Kusuma didominasi oleh daerah permukiman, perkantoran dan perdagangan serta jasa dengan aktivitas jalan yang sedang sehingga nilai FCsf = 0.9. Berdasar beberapa koefisien di atas kapasitas (C) JL.Jayeng Kusuma adalah sebesar 1089,07 smp/jam.

    a. Ke Arah Selatan
    Jam puncak arus lalu lintas ke arah Selatan di pagi hari merupakan yang terbesar yaitu terjadi ada pada pukul 06.00-07.00 dengan jumlah kendaran sebanyak 2.365 unit/jam atau dengan kapasitas 1.168,6 SMP/jam, pada siang hari jam puncak pada pukul 11.30-12.30 dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.842 unit/jam atau dengan kapasitas 1.082,8 SMP/jam dan untuk sore hari berada pada pukul 16.00-17.00 dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.866 unit/jam atau dengan kapasitas 1.185 SMP/jam.
    Berdasarkan jenis kendaraannya, arus lalu lintas ke arah Selatan paling banyak adalah kendaraan Sepeda Motor, yaitu sebanyak 14.556 unit atau sebesar 71,78% dan jumlah kendaraan yang terkecil adalah Bus Sedang sebesar 99 unit.

    b. Ke Arah Utara
    Arus lalu lintas puncak ke arah Utara pada pagi hari ada pada pukul 09.30-10.30 dengan jumlah kendaraan sebanyak 1589 unit/jam atau dengan kapasitas 957,4 SMP/jam. Pada siang hari jam puncak terjadi pada pukul 13.00-14.00 dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.802 unit/jam atau dengan kapasitas 1.083,3 SMP/jam. Jam puncak pada sore hari merupakan jam puncak tertinggi, terjadi pada pukul 16.00-17.00 dengan jumlah kendaraan sebesar 2.097 unit/jam atau dengan kapasitas sebesar 1.240,5 smp/jam. Berdasarkan jenis kendaraannya moda angkutan terbanyak adalah Sepeda Motor, yaitu sebanyak 13.627 unit/jam (70,88%).

    2. JL.Ki Mangun Sakoro

    a. Lokasi Ruas : Perempatan JL.S.Supriadi ke arah Selatan sampai batas kota.
    b. Tipe Jalan : 2 lajur 2 arah tanpa pembatas.
    c. Lebar Jalan : 10 meter, 5 meter per lajur.
    d. Gangguan Samping : Tinggi.
    e. Guna Lahan : Permukiman, perkantoran, fasilitas sosial (pendidikan), perdagangan dan jasa terlewati angkutan umum dan barang.
    f. Jumlah Penduduk : BWP Perkotaan sebesar 235.728 jiwa.

    JL.Kimangun Sakoro bertipe 2/2 UD atau memiliki 2 lajur dengan 2 arah, sehingga Co sebesar 2900 spm/jam. Lebar perkerasan selebar 10 meter sehingga faktor penyesuaian lebar perkerasan jalan (FCw) sebesar 0,87. Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (FCsp) sebesar 0,87. Faktor koreksi akibat gangguan samping (FCsf) sebesar 0,8 dan perkotaan Tulungagung merupakan kota menengah sehingga besaran FCcs sebesar 0,9.
    Berdasarkan beberapa koefisien diatas kapasitas( C ) pada JL.Ki Mangun Sakoro sebesa 1580,41 smp/jam

    3. JL.Mayor Sujadi

    a. Lokasi Ruas : Perenpatan JL.Supriadi ke arah Timur sampai pintu KA Gragalan.
    b. Tipe Jalan : 4 lajur 2 arah tanpa pembatas.
    c. Lebar Jalan : 12 meter, 3 meter per lajur.
    d. Gangguan Samping : Tinggi.
    e. Guna Lahan : Permukiman, perkantoran, fasilitas sosial (pendidikan), perdagangan dan jasa terlewati angkutan umum dan barang.
    f. Jumlah Penduduk : BWP Perkotaan sebesar 235.728 jiwa.

    Jumlah jalur pada JL.Mayor Sujadi Utara adalah 2 jalur dengan 4 lajur dan tanpa median (pembatas), maka tipe jalannya adalah 4/2 UD, dengan harga Co = 1500 smp/jam. Lebar perkerasan jalan mencapai 12 m, maka diketahui harga faktor penyesuaian lebar perkerasan jalan (FCw) 0,91. Ukuran Perkotaan Tulungagung termasuk dalam kategori kota sedang, maka FCcs sebesar 0.9. Aktivitas guna lahan di sekitar JL.Mayor Sujadi didominasi oleh daerah permukiman, perkantoran dan perdagangan serta jasa dengan aktivitas jalan yang sedang sehingga nilai FCsf = 0.86. Berdasar beberapa koefisien di atas kapasitas (C) JL.Mayor Sujadi adalah sebesar 1057,82 smp/jam.

    4. JL.Soekarno Hatta

    a. Lokasi Ruas : Pertigaan Puskesmas Kauman ke arah Timur sampai jembatan Lembu Peteng.
    b. Tipe Jalan : 4 lajur 2 arah tanpa pembatas.
    c. Lebar Jalan : 6 meter, 3 meter per lajur.
    d. Gangguan Samping : Tinggi.
    e. Guna Lahan : Permukiman, perkantoran, fasilitas sosial (pendidikan), perdagangan dan jasa terlewati angkutan umum dan barang.
    f. Jumlah Penduduk : BWP Perkotaan sebesar 235.728 jiwa.

    JL.Soekarno Hatta bertipe 2/2 UD atau memiliki 2 lajur dengan 2 arah, sehingga Co sebesar 2900 spm/jam. Lebar perkerasan selebar 6 meter sehingga faktor penyesuaian lebar perkerasan jalan (FCw) sebesar 0,87. Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (FCsp) sebesar 0,56. Faktor koreksi akibat gangguan samping (FCsf) sebesar 0,79 dan perkotaan Tulungagung merupakan kota menengah sehingga besaran FCcs sebesar 0,9. Berdasarkan beberapa koefisien diatas kapasitas( C ) pada JL.Soekarno Hatta sebesar 1004,56 smp/jam